Syndication Research : Effective Communications Channel Study (For Agriculture Companies)

Tujuan Penelitian

Untuk memahami saluran yang paling efektif untuk berkomunikasi dengan petani Untuk mengetahui pesan utama yang paling efektif dalam berkomunikasi dengan petani terkait dengan produk pertanian dan/atau informasi secara umum sesuai target pasar yang diinginkan.

Profile Responden

 

Brand awareness, media habit, and digital literacy

Jenis Iklan yang paling diingat

Top of Mind Produk Pertanian

Media habit – Jenis media yang paling sering digunakan

Media informasi mengenai produk pertanian dan peternakan

Media habit – Televisi

Media habit – Radio

Media habit – Frekuensi penggunaan media cetak

Media habit – Frekuensi penggunaan media sosial

Digital literacy – Kepemilikan dan penggunaan handphone

Digital literacy – Lama penggunaan dan pengeluaran pulsa

Digital literacy – Tujuan penggunaan handphone

Farmers’ current source of information, communication channel, and preference

Sumber informasi (Key opinion leader)

Sumber Informasi & Key Opinion Leader – Total

Alasan Responden memberikan ranking untuk masing-masing sumber informasi

 

Event dan kegiatan yang diikuti petani

Messaging – Test Case

Messaging – Jenis iklan yang paling disukai

Messaging – Faktor pendorong pembelian produk

Messaging – Jenis promosi yang disukai

Collborates by PRISMA and Teman Dekat to Support Agriculture Businesses Marketing Research and Marketing Communications Capacity

PRISMA officially launched its first marketing-communications focused intervention by signing a partnership agreement with two marketing communications (marcomm agencies), PT RAD Research (a market research firm) and PT Gara Gara Teman Dekat (a brand activation agency) in December 2020. The new initiative works by nurturing marcomm agencies and building up their rural agriculture expertise. With the improved expertise, RAD Research and Teman Dekat can provide better support to agriculture stakeholders in communicating with and marketing their products and/or services to farmers.
In general, the partnership aims to increase the effectiveness of communications towards farmers. Through its work in the agriculture sector, PRISMA finds that lack of access to information about good agricultural products, services and practices is one of farmers’ challenges to increased productivity and income. The limited number and quality of information is not the only issue, the ineffective communications – including poor messages, packaging and channels – also pose as prominent challenges as these may lead to a low adoption rate which often leads to low productivity and low incomes.
During the welcoming speech, Maryam Piracha, PRISMA’s Head of Portfolio, highlighted the partnership’s significance, especially during the pandemic. “What we see now with COVID-19 is that some of these challenges [e.g. offline marketing activities and disruption on the market value chain] have even magnified more than ever. We look forward to working with RAD and Teman Dekat to support agricultural businesses in conducting digital marketing and providing other marcomms-related services. We hope that this partnership can benefit everyone; Teman Dekat and RAD Research from the broader network and more customers; agricultural businesses from improved research and marketing strategy; and farmers from increased access to information, productivity, and ultimately, incomes,” said Maryam.
RAD Research’s Managing Director and Founder, Alvin Febrian expressed his support towards the partnership. “We hope that our research can be useful for Teman Dekat as a reference to make marketing concept and strategies for PRISMA’s partners and all farmers in Indonesia. This partnership is our positive contribution to Indonesia’s agriculture sector, and we hope it will bring benefit for all of us.”
Budi Darmadi, the Managing Director of Teman Dekat, further emphasized the importance of this partnership for the development of the agriculture sector in Indonesia. During his speech, he stated, “Agriculture is the backbone and future of this country and working in this sector means a lot for Teman Dekat’s history. Teman Dekat is committed to providing the best support and expertise for this collaboration.”
Following the kick-off, the team works to prepare a joint study on effective communication channels and an agriculture social media hub. This study aims to identify the most effective communication channels and key messages to reach farmers. While the social media channel will serve as an information and knowledge-sharing platform for agricultural market players in Indonesia.

Protokol dan Prosedur F2F Selama Masa Pandemic Covid-19

Company Capability During Coronavirus Outbreak

RAD Capability for Clients v2

RESEARCH MINDEDNESS 2019

Hari Rabu, 30 Oktober 2019, RAD Research yang diwakili langsung oleh bapak Alvin Febrian,
selaku Managing Director RAD Corp, mendapat kehormatan menjadi salah satu dari tim juri
dalam kegiatan acara tahunan yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjajaran – Bandung.
Remind 2019 yang digelar di kampus UNPAD Jatinangor ini merupakan kegiatan kompetisi
penelitian ilmiah yang mengusung tema “Community Participation and Integration in
Mental Health Care”. Lomba ini berfokus pada penggabungkan riset, solusi kreatif, serta
perencanaan komunikasi strategis untuk mencapai solusi baru dalam pemecehan masalah di
dunia digital.
Peserta kegiatan ini adalah para mahasiswa-mahasisiwi fakultas ilmu komunikasi dari
universitas di Indonesia, tingkat nasional.
Setelah melalui tahap penyelesian yang cukup ketat, diputuskan 5 universitas sebagai
finalisnya adalah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung, Universitas
Indonesia Jakarta, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Muhammadyah Magelang, dan
Universitas Kristen Petra Surabaya.
Kegiatan acara ini berlangsung cukup meriah, dan dilanjutkan dengan kunjungan pada esok
harinya (31/10/2019) ke Hexagon Building – RAD corp sebagai salah satu perusahaan Riset
yang ada di kota Bandung,

RAD Research Membantu KAI Mengukur Kepercayaan Masyarakat Terhadap Angkutan KA, Melalui Survei yang Dilaksanakan di Seluruh Wilayah Kerja KAI Terhadap 2.300 Pelanggan Terkait Layanan di Stasiun dan Diatas Kereta Api

Peningkatan Volume Penumpang Kereta Api, Bukti Kepercayaan Masyarakat kepada KAI.

Moda transportasi kereta api semakin mendapat tempat di hati masyarakat seiring dengan peningkatan pelayanan di setiap sektor. Hal ini terbukti dengan meningkatnya volume penumpang kereta api dari tahun ke tahun. Pada 2016, KAI mengangkut 352,3 juta penumpang. Di tahun 2017, jumlahnya naik 12% menjadi 394,1 juta penumpang. Lonjakan penumpang berlanjut di tahun 2018 dengan jumlah total 425 juta penumpang atau naik 8%.

Sampai dengan Semester I 2019 terjadi peningkatan sebesar 2% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada Semester I 2019 PT Kereta Api Indonesia (Persero) melayani 210,7 juta penumpang. Sedangkan di Semester I 2018, KAI melayani 207 juta penumpang.

Minat masyarakat untuk menggunakan transportasi KA, baik untuk KA Jarak Jauh maupun KA Lokal terus menunjukkan tren positif. Bahkan di beberapa rute tertentu, meskipun jumlah KA-nya ditambah, namun permintaan dari masyarakat tetap tinggi.

Peningkatan juga terjadi pada pengguna Kereta Wisata. Selain dari carter, pertumbuhan volume penumpang kereta wisata disebabkan adanya Kereta Wisata yang dijual perorangan yaitu Kereta Priority. Kereta mewah dengan kapasitas 28 penumpang ini dirangkaikan pada KA Argo Parahyangan, KA Argo Muria, dan KA Jarak Jauh lainnya. Peminatnya cukup tinggi terutama pada hari-hari libur dan akhir pekan.

Layanan LRT Sumatera Selatan juga perlahan-lahan mulai menjadi andalan masyarakat sejak diluncurkan pada 23 Juli 2018. Okupansi rata-rata LRT Sumatera Selatan pada hari kerja sebanyak 5.000 penumpang dan pada akhir pekan sebanyak 10.000 penumpang. LRT Sumatera Selatan telah tumbuh menjadi kebanggaan dengan mengubah wajah Kota Palembang, masyarakat Palembang dan Bangsa Indonesia sebagai budaya baru bertransportasi publik yang aman, nyaman dan modern.

Selain itu, salah satu faktor peningkatan penumpang pada semester ini terjadi pada Angkutan Lebaran 2019, yang diapresiasi langsung oleh Presiden RI Joko Widodo saat tinjauan ke Stasiun Pasar Senen. Pada masa tersebut terjadi kenaikan penumpang yang signifikan, yakni sebesar 9,2%, dari 6,2 juta penumpang di 2018 menjadi 6,8 juta penumpang di 2019. Pencapaian ini melampaui target yang telah ditetapkan yakni 5,6%.

Dengan bertambahnya volume penumpang tentu tidak serta merta terjadi begitu saja. KAI sebagai BUMN operator perkeretaapian berkomitmen bahwa kebutuhan konsumen adalah menjadi prioritas utama. Maka dari itu, KAI telah melakukan berbagai perbaikan secara kontinu di setiap lini untuk memenuhi harapan pelanggan.

Peningkatan pelayanan ini bisa dilihat dari penambahan rute-rute baru, hadirnya kereta Luxury 2, Coworking Space, penyediaan area bermain anak, dan perbaikan ruang tunggu di stasiun-stasiun. KAI juga telah meremajakan sarananya, agar penumpang dapat lebih nyaman saat berada dalam perjalanan. Sejak 2018, KAI sudah mendatangkan 438 kereta baru dari INKA.

Kepercayaan masyarakat terhadap angkutan KA juga telah diukur secara akademis setelah dilakukannya survei oleh RAD Research. Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KAI, Jawa dan Sumatera, terhadap 2.300 pelanggan terkait layanan di stasiun dan diatas kereta api. Survei menggunakan metodologi Face to Face Interview dan purposive sampling.

Responden ditanyakan berbagai atribut pelayanan KAI yaitu area stasiun, ruang tunggu, area boarding, ruang customer service, lokasi pembelian tiket, keramahan petugas, akurasi informasi, waktu pelayanan, tarif, kondisi fisik kereta, makanan & minuman di kereta, serta pelayanan petugas di kereta.

Hasilnya Customer Satisfaction Index KAI pada Semester 1 2019 adalah sebesar 4.05 yang berarti secara keseluruhan pelanggan puas dengan pelayanan KAI. Mayoritas responden atau 38%-nya mengatakan memilih kereta api sebagai moda transportasi jarak jauh karena lebih nyaman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Selain itu, sebanyak 59% responden yang merupakan pengguna baru kereta api menyatakan bahwa besar dan sangat besar kemungkinan untuk meningkatkan penggunaan kereta api di masa depan.

“Terima kasih atas kepercayaan masyarakat atas angkutan Kereta Api, sehingga KAI dapat terus tumbuh. Kepercayaan ini akan kami jawab dengan peningkatan pelayanan semaksimal mungkin,” ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro. (Public Relations KAI)

 

Sumber: bumn.co.id

KAI Ungkap Hasil Survei RAD Research Terhadap 2.300 Penumpang KA Tentang Kenyamanan dan Kemungkinan Untuk Meningkatkan Penggunaan Jasa Moda Kereta Api di Masa Depan

JAKARTA, KOMPAS.com – Penumpang Kereta Api tercatat terus tumbuh sejak tahun 2016 hingga 2018. PT KAI terus berupaya memperbaiki layanan untuk memenuhi harapan pelanggan.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengungkapan, tumbuhnya angkutan Kereta Api tidak lepas dari kepercayaan masyarakat atas layanan KAI selama ini.

“Terima kasih atas kepercayaan masyarakat atas angkutan Kereta Api, sehingga KAI dapat terus tumbuh,” ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (24/7/2019). KAI membeberkan berbagai data sebagai bukti bahwa angkutan kereta api terus bertumbuh dari tahun ke tahun.

Dari sisi volume penumpang, KAI mengatakan jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2016, KAI mengangkut 352,3 juta penumpang. Di tahun 2017, jumlahnya naik 12 persen menjadi 394,1 juta penumpang.

Lonjakan penumpang berlanjut di tahun 2018 dengan jumlah total 425 juta penumpang atau naik 8 persen.

Adapun hingga semester I-2019, jumlah penumpang KA 210,7 juta penumpang, baik 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

KAI menyebutkan, peningkatan penumpang tersebut karena kian besarnya minat masyarakat naik KA. Mulai KA jarak jauh, KA wisata hingga Kereta mewah.

Selain itu, okupansi rata-rata LRT Sumatera Selatan juga kian tumbuh pada hari kerja sebanyak 5.000 penumpang dan pada akhir pekan sebanyak 10.000 penumpang.

Khusus untuk penumpang KA semester I-2019, KAI mengatakan salah satu pendorongnya yakni angkutan Lebaran 2019.

Pada masa tersebut terjadi kenaikan penumpang yang signifikan, yakni sebesar 9,2 persen, dari 6,2 juta penumpang di 2018 menjadi 6,8 juta penumpang di 2019.

Menurut KAI bertambahnya volume penumpang tentu tidak serta merta terjadi begitu saja, namun berkat upaya perbaikan layanan yang terus menerus.

Selain itu, KAI juga menyebut peningkatan layanan bisa dilihat dari penambahan rute-rute baru, hadirnya kereta Luxury 2, Coworking Space, penyediaan area bermain anak, dan perbaikan ruang tunggu di stasiun-stasiun.

Peremajaan sarana juga dilakukan agar penumpang dapat lebih nyaman saat berada dalam perjalanan. KAI menyebut, mendatangkan 438 kereta baru dari INKA sejak 2018.

Tidak sampai disitu, KAI juga mengungkapan hasil survei RAD Research terhadap 2.300 penumpang KA.

Mayoritas responden atau 38 persen mengatakan memilih kereta api sebagai moda transportasi jarak jauh karena lebih nyaman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

Selain itu, sebanyak 59 persen responden yang merupakan pengguna baru kereta api menyatakan bahwa besar dan sangat besar kemungkinan untuk meningkatkan penggunaan kereta api di masa depan.

 
Sumber : Kompas.com

Peran Serta RAD Research Dalam Survey Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Layanan Transportasi KAI Semester I 2019

Jakarta, CNN Indonesia — PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sepanjang Semester I 2019 melayani 210,7 juta penumpang. Secara tahunan, realisasi tersebut meningkat tipis 2 persen dari periode yang sama tahun lalu, 207 juta penumpang.

“Minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api (KA), baik untuk KA Jarak Jauh maupun KA Lokal terus menunjukkan tren positif. Bahkan di beberapa rute tertentu, meskipun jumlah KA-nya ditambah, namun permintaan dari masyarakat tetap tinggi,” ujar VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/7).

Volume penumpang kereta api dari tahun ke tahun memang terus menanjak. Pada 2016, perseroan mengangkut 352,3 juta penumpang. Selang setahun, jumlahnya naik 12 persen menjadi 394,1 juta penumpang. Lonjakan penumpang berlanjut pada 2018 dengan total penumpang mencapai 425 juta atau meningkat 8 persen.

Edy mengungkapkan peningkatan juga terjadi pada penggunaan Kereta Wisata. Selain dari carter, sambung ia, pertumbuhan volume penumpang kereta wisata disebabkan adanya layanan prioritas yang dijual kepada perorangan bukan kelompok (Kereta Priority). Kereta mewah dengan kapasitas 28 penumpang ini dirangkaikan pada KA Argo Parahyangan, KA Argo Muria, dan KA Jarak Jauh lainnya. 

“Peminatnya cukup tinggi terutama pada hari-hari libur dan akhir pekan,” katanya.

Layanan LRT Sumatera Selatan juga perlahan-lahan mulai menjadi andalan masyarakat sejak diluncurkan pada 23 Juli 2018 lalu. Perseroan mencatat okupansi rata-rata LRT Sumatera Selatan pada hari kerja sebanyak 5.000 penumpang dan pada akhir pekan sebanyak 10.000 penumpang. 

Selain itu, salah satu faktor peningkatan penumpang pada paruh pertama tahun ini terjadi pada Angkutan Lebaran 2019. Pada masa tersebut terjadi kenaikan penumpang yang signifikan, yakni sebesar 9,2 persen, dari 6,2 juta penumpang di 2018 menjadi 6,8 juta penumpang.

“Pencapaian ini melampaui target yang telah ditetapkan yakni 5,6 persen,” tuturnya.

Tingkat kepuasan konsumen terhadap layanan transportasi perseroan sepanjang Semester I 2019 juga masih terjaga. Hal itu berdasarkan survei RAD Research terhadap 2.300 penumpang di seluruh wilayah kerja KAI, Jawa dan Sumatera. 

Dengan metodologi wawancara tatap muka dan purposive sampling, responden ditanyakan berbagai atribut pelayanan KAI yaitu area stasiun, ruang tunggu, area boarding, ruang customer service, lokasi pembelian tiket, keramahan petugas, akurasi informasi, waktu pelayanan, tarif, kondisi fisik kereta, makanan & minuman di kereta, serta pelayanan petugas di kereta. 

Hasilnya Customer Satisfaction Index KAI pada Semester I 2019 sebesar 4,05 yang berarti secara keseluruhan pelanggan puas dengan pelayanan perusahaan. Sekitar 38 persen responden mengatakan memilih kereta api sebagai moda transportasi jarak jauh karena lebih nyaman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Selain itu, sebanyak 59 persen responden yang merupakan pengguna baru kereta api menyatakan bakal meningkatkan penggunaan kereta api di masa depan. 

Ke depan, perseroan akan terus meningkatkan pelayanannya. Upaya untuk meningkatan pelayanan telah dilakukan melalui penambahan rute-rute baru, hadirnya Kereta Luxury 2, Coworking Space, penyediaan area bermain anak, dan perbaikan ruang tunggu di stasiun-stasiun. 

Perusahaan juga telah meremajakan sarananya agar penumpang dapat lebih nyaman saat berada dalam perjalanan. Sejak 2018, perusahaan sudah mendatangkan 438 kereta baru dari PT INKA (Persero).

Sumber : CNN Indonesia